Perundungan dan bullying merupakan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, bagi para pelaku perundungan tidak akan diberikan ketenangan, bahkan banyak sekolah yang akan membantu mengusut hingga tuntas para pelaku perundungan, meskipun ada beberapa pesantren dan sekolah yang memang tidak bertanggung jawab dan seakan tutup mata, pelaku bullying di sekolah dan di pesantren merupakan perilaku yang menyimpang. Kenapa bisa disebutkan sebagai perilaku yang menyimpang? Karena orang normal tidak mungkin melakukan pembullyan, apapun alasannya pembullyan dan perundungan merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Meskipun beberapa kasus kemarin kita tidak bisa membedakan mana korban dan nama tersangka, tapi siapapun itu yang melakukan bullying, dia adalah orang yang sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Tenaga pendidikan seperti sekolah dan pesantren, wajib memberikan edukasi bahkan jika bisa lakukan tindakan tegas kepada para pelaku bullying bahkan harus diusut dengan tuntas dan jika bisa dibersihkan secara kekeluargaan maka benarkan jika tidak, jalur hukum sekolah harus siap membantu. Yang jadi pertanyaan sekarang ,mengapa perundungan masih banyak terjadi bahkan setelah jatuh banyak korban jiwa? Dalam artikel ini kami akan membahas alasan kenapa perundungan masih bisa terjadi dan alasan siswa melakukan tindakan keji itu di sekolah dan di pesantren.
Perundungan atau bullying masih terjadi meskipun sudah banyak yang menjadi korban karena beberapa faktor:
Di beberapa lingkungan, bullying dianggap sebagai hal yang wajar dan normal. Hal ini dapat menyebabkan pelaku bullying merasa tidak bersalah atas tindakan mereka. Sekolah dan pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sudah seharusnya dijadikan tempat untuk memberikan budaya yang inklusif, maka ketika seorang anak berada dilingkungan yang permisif, harusnya bisa dirubah dengan pendekatan pendekatan tertentu, karena kami yakin orang tua juga menginginkan itu dari lembaga pendidikan. Tapi bagaimana jika ternyata lembaga pendidikan gagal? Ini yang sering terjadi, akhirnya pembullyan pun terjadi di kawasan sekolah dan pesantren. Jadi apa yang harus dilakukan sekolah dan pesantren? Berikan doktrin untuk mengedukasi siswa dan santri bahwa perundungan itu dilarang dan berikan mereka edukasi tentang konsekuensi jika mereka melakukan itu, baik itu dikembalikan kepada orang tua atau bahkan dibawa ke jalur hukum.
Pelaku bullying mungkin memiliki masalah psikologis, seperti rasa rendah diri atau insecure, yang mendorong mereka untuk menyakiti orang lain. Hal seperti ini memang terdengar sangat miris tapi bukan berarti bisa dibenarkan. Ketika mereka yang memiliki masalah psikologis dan menjadikan bullying sebagai pembenaran merupakan sebuah kesalahan. Untuk mencegah hal seperti ini perlu ada komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa untuk mencegah perundungan yang mungkin bisa mereka lakukan atau bahkan mereka yang menjadi korban. Jika sekolah ingin meminimalisir hal seperti ini, sekolah bisa melakukan seleksi dengan cara psikotes dan wawancara bagi para calon siswa dan santrinya, dan komunikasikan juga kepada calon orang tua siswa dan santri akan keadaan anaknya yang mungkin harus lebih diperhatikan lagi.
Banyak orang, termasuk anak-anak, belum memahami dengan jelas apa itu bullying dan dampak negatifnya. Hal ini dapat menyebabkan mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan bullying atau menjadi korban bullying. Dalam pengalaman pribadi penulis saja dulu waktu SMA kelas satu hampir penulis melakukan tindakan bullying kepada teman sekelas karena hal sepele yaitu diajak teman untuk memukuli teman sekelas karena dia yang lebih pelit. Padahal hal seperti itu merupakan hal yang tidak diperbolehkan, rata rata anak SMP dan SMA kelas 1 terutama laki laki itu belum masuk fase dewasa. mereka belum paham mana yang boleh mana yang tidak boleh termasuk bullying.
Kurangnya pengawasan dari orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya dapat memberikan kesempatan bagi pelaku bullying untuk melakukan tindakan mereka. Di pesantren pengawasan merupakan PR paling penting untuk mencegah perilaku bully, kenapa? Karena pesantren merupakan lembaga yang sangat rawan terjadi aksus perundungan. Maka dari itu penting bagi setiap pesantren untuk minimal melakukan pengawasan terhadap lingkungan sekitar, lebih bagus lagi pengawasan kepada para staf pengajar dan pengawasan terhadap santri santri mereka untuk meminimalisir adanya korban dan tindakan perundungan.
Bullying dapat terjadi karena faktor sosial, seperti tekanan teman sebaya atau keinginan untuk diterima dalam suatu kelompok. Hal seperti ini menjadi alasan umum mengapa perilaku perundungan selalu ada baik di lingkungan sekolah dan pesantren. Faktor seperti ini bisa diminimalisir dengan pendekatan pendekatan tertentu, salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada anak siswa dan santri untuk saling menghargai dan saling menerima semua teman teman mereka, berkelompok itu boleh tapi harus saling toleransi dan saling menghargai sesama.
Korban bullying mungkin tidak memiliki kemampuan untuk membela diri, sehingga mereka menjadi sasaran empuk bagi pelaku bullying. Pelaku bully juga biasanya anak anak yang beraninya bergerombol dan melawan orang yang tidak berdaya, kalau ini dianggap keras maka mereka salah, hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang tidak percaya diri dan bahkan hanya bisa berani bersembunyi di belakang ketiak orang lain. Bagi mereka yang merasa jadi korban perundungan, alangkah baiknya untuk bisa membela diri minimal melawan atau kalau tidak membuat laporan kepada pihak yang lebih dewasa seperti guru dan kepala pesantren. Jika sekolah sudah lepas tangan, alangkah baiknya bawa ke jalur hukum biar memberikan efek jera ke para pelaku dan kepada lembaga pendidikan yang tidak bertanggung jawab.
Media sosial dapat menjadi platform bagi pelaku bullying untuk melakukan tindakan mereka secara anonim, sehingga mereka merasa aman dan tidak terdeteksi. Cyberbullying ini merupakan tindakan perundungan di media sosial yang tidak bisa dipandang sebelah mata, beberapa kasus Cyberbullying terjadi di luar negeri bahkan sampai menelan korban jiwa seperti kasus bunuh diri nya Goo Hara dan Jeong Da Bin, bahkan yang ramai beberapa tahun lalu aktris yang baru naik daun Sulli yang menjadi korban Cyberbullying di negaranya. Kata kata yang anda tulis di kolom komentar memang terbilang pedas tapi tidak semua orang mampu menangkap itu sebagai hal yang bisa dicerna begitu saja, ingat jangan berkomentar negatif sesukanya, sebagai umat muslim kita harus bisa saling menghargai baik itu di dunia nyata dan dunia maya.
Seringkali, kasus bullying tidak ditangani dengan tegas, sehingga pelaku tidak merasakan efek jera dan korban tidak mendapatkan perlindungan yang memadai. Hal seperti ini yang sering dan rutin terjadi di negara wakanda kita tercinta. Bagaimana tidak, orang tua seperti guru menganggap perundungan sebagai perilaku bercanda, bahkan hingga ada korban jiwa sang guru berkata bahwa pelaku bullying adalah anak yang berprestasi. Bahkan yang bikin miris dalam beberapa berita beberapa waktu ini tentang kasus perundungan yang didapatkan oleh santri salah satu pesantren yang ada di Jawa Timur, yang mengembalikan korban bully setelah meninggal dunia tanpa rasa bersalah sama sekali. Hal seperti ini yang perlu dirubah bahwa perundungan bukan bercanda, ketika nyawa jadi taruhan bukan menjadi bahan bercanda yang layak dipublikasikan.
Pelaku bullying harus ditindak tegas jangan hanya dikembalikan kepada orang tua tapi kalau bisa bawa ke ranah hukum bisa jadi pembelajaran bagi para lelaku lainnya. Guru sebagai orang tua yang ada di sekolah harus paham mana bercanda mana bullying, jika sudah menghina fisik dan bahkan melakukan kekerasan terhadap fisik, itu bukan lagi bercanda tapi masuk ke bullying.
Meningkatkan Kinerja Bisnis dengan Sosmed Management Café Melalui Rajakomen.com
10 Jun 2025 | 113
Dalam era digital saat ini, keberadaan media sosial atau sosmed telah menjadi salah satu alat penting dalam strategi pemasaran, terutama bagi pelaku usaha di sektor kafe dan restoran. ...
Pentingnya Manajemen Krisis dalam Menghadapi Reputasi Bisnis yang Tercoreng
28 Apr 2025 | 264
Reputasi bisnis adalah aset berharga yang dapat memengaruhi berbagai aspek dalam operasi perusahaan. Namun, ketika masalah muncul, dampak reputasi bisnis buruk dapat terjadi dengan sangat ...
Bagaimana Media Monitoring Membantu Pemerintah dalam Mengukur Opini Publik?
28 Feb 2025 | 282
Media monitoring atau pemantauan media menjadi salah satu alat yang penting bagi pemerintah dalam mengukur opini publik terhadap berbagai isu yang berkembang. Di era digital saat ini, ...
Paket Wisata Bromo Rasa Sultan Namun Hemat Di Kantong
11 Jul 2021 | 1914
Gunung Bromo adalah salah satu destiasi wisata Indonesia yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Karena destinasi wisata yang satu ini menawarkan berbagai ...
Topik Blog yang Menarik dan Mampu Membuat Pengunjung Tertarik
12 Jul 2024 | 239
Sebagai seorang blogger, mencari topik blog yang menarik dan mampu memikat pengunjung merupakan hal yang sangat penting. Sebuah topik blog yang menarik dapat membuat pengunjung betah dan ...
Arsitektur Neo Vernakular sebagai Gaya yang Berkembang
30 Agu 2024 | 996
Arsitektur Neo Vernakular adalah gaya arsitektur yang berkembang dari kebutuhan untuk menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan pendekatan modern. Gaya ini tidak hanya mempertahankan ...